Home

Tuesday, July 27, 2010

Singa Di Siang Hari, Rahib Di Malam Hari


Allah SWT telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan, begitu pula silih bergantinya kehidupan di bumi ini. Ada laki-laki dan perempuan, dan ada siang dan malam. Bagi sebagian manusia, malam hanyalah saat beristirahat dan kepenatan dunia.


Walaupun ada juga yang masih sibuk dengan pekerjaan-nya. Namun ada juga yang justru menghabiskan malam-malam panjang itu untuk melawan Tuhannya dengan maksiat dan kemungkaran.

Bagaimana malamnya seorang mukmin? Bagi seorang mukmin, malam adalah bagian kehidupan yang sangat dirindukan bak malam pengantin. Disanalah seorang mukmin menjumpai sang Kekasih Allah SWT, berkhalwat dengan-Nya. Dan dengan cara seperti itu pulalah Rasulullah dan para sahabat menghabiskan malamnya.

Disiang hari mereka bagaikan singa, menerkam geram dan musuh-musuh Allah. Sementara dimalam hari mereka bagai rahib, tak henti menitiskan airmata taubatnya. Dalam kecintaan dan kelazatan bertaqqarub, malam serasa seperti di syurga.

Di sisi lain. Allah pun demikian. Amat besar cinta-Nya kepada hamba yang menemui-Nya dimalam hari. Dalam sebuah hadis disebutkan, pada sepertiga malam terakhir, Allah turun ke langit bumi. Saat itulah waktu yang sangat mustajab bagi doa.

Karenanya, saat pertama kali masuk Madinah, seperti dikisahkan Abdullah bin Salam, Rasulullah mendidik umat Islam dengan nasihat-nasihatnya; "Wahai segenap manusia, sebarkan salam, berikankanlah makan, sambungkanlah silaturrahim dan shalatlah kamu diwaktu malam saat orang lain tertidur lelap, maka kalian akan masuk syurga dengan selamat." (HR. Imam Hakim, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

Selain tempat munajat, shalat malam adalah madrasah ruhiyah, agar seorang mukmin memiliki benteng dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan serta ganguan keduniawian. Disinilah jiwa dilatih untuk selalu terikat dengan Rabbnya.

Maka, malam menjadi amat berharga bagi mukmin. Mereka yang tidak memanfaatkan malam dengan baik, tidak akan dapat mencari gantinya disiang hari. Malam adalah sumber kekuatan jiwa, tenaga baru bagi kalbu, saat indah untuk ibadah, serta tangga terdekat dalam taqarub kepada Rabb-Nya

Dalam situasi kita sekarang yang penuh dengan kerosakan moral saat ini, setiap mukmin hendaknya menata kembali malam-malamnya. Sudahkah ia pergunakan dengan baik? Atau justru malam-malamnya ia penuhi dengan daki-daki maksiat dan lumpur dosa? Malam adalah bagian penting dari hidup setiap orang.

Sekali hilang, selamanya tidak akan terulang lagi. Di tengah malam yang hening dan pekat, umat ini menantikan sujud-sujud panjang orang-orang beriman. Sebab dari sana, energi perbaikan bangsa dapat tersimpan.

No comments: